“Blood Will Tell: Tezuka Osamu’s Dororo” adalah sebuah game action-adventure yang dirilis untuk PlayStation 2 pada tahun 2004, dikembangkan oleh Sega dan didasarkan pada manga klasik karya Tezuka Osamu, Dororo. Game ini menghadirkan kisah yang mendalam, di mana pemain mengikuti perjalanan protagonis bernama Hyakkimaru, yang harus bertarung melawan iblis-iblis yang mencuri bagian-bagian tubuhnya saat ia masih bayi.
Baca Juga : Alone in the Dark: The New Nightmare – Pionir Survival Horror dalam Kegelapan
Latar Belakang Cerita
Cerita Blood Will Tell dimulai dengan kelahiran Hyakkimaru, seorang bayi yang dikutuk. Ayahnya, Daigo Kagemitsu, seorang samurai yang ambisius, membuat perjanjian dengan 48 iblis untuk memperoleh kekuatan dan kemakmuran. Sebagai gantinya, para iblis mencuri 48 bagian tubuh Hyakkimaru yang baru lahir. Meninggalkannya dalam keadaan cacat yang parah. Meskipun tanpa bagian tubuh tersebut, Hyakkimaru masih bisa bertahan hidup berkat seorang dokter yang menyelamatkannya dan memberikan tubuh prostetik serta senjata untuk membantunya bertahan hidup.
Saat dewasa, Hyakkimaru memulai perjalanan untuk memburu iblis-iblis yang mencuri bagian-bagian tubuhnya. Setiap kali ia berhasil mengalahkan iblis, bagian tubuhnya yang hilang akan kembali. Dalam perjalanan, Hyakkimaru ditemani oleh Dororo, seorang anak yatim piatu yang juga memiliki dendam terhadap Daigo Kagemitsu dan dunia yang kejam di sekitarnya.
Gameplay
Blood Will Tell menampilkan gameplay yang berfokus pada aksi, pertarungan, dan eksplorasi. Pemain mengendalikan Hyakkimaru dalam pertarungannya melawan iblis dan makhluk-makhluk jahat lainnya. Salah satu elemen unik dalam game ini adalah bagaimana Hyakkimaru bertarung menggunakan senjata yang terintegrasi dalam tubuh prostetiknya, seperti pedang yang tersembunyi di lengan dan kaki buatan.
Pertarungan dalam game ini penuh aksi dengan berbagai kombo dan kemampuan khusus. Pemain dapat menggunakan kombinasi serangan pedang, shuriken, dan senjata api untuk mengalahkan musuh. Setiap kali Hyakkimaru berhasil mengalahkan iblis yang telah mencuri bagian tubuhnya. Ia mendapatkan kembali bagian tubuh tersebut, yang sering kali memberikan kemampuan baru atau meningkatkan kekuatannya.
Dororo, teman perjalanan Hyakkimaru, juga memiliki peran penting dalam gameplay. Meskipun ia tidak sekuat Hyakkimaru, Dororo membantu dalam bagian puzzle, pengintaian, dan memberikan dukungan selama perjalanan.
Visual dan Atmosfer
Grafis Blood Will Tell menggambarkan dunia feodal Jepang dengan atmosfer yang gelap dan penuh misteri. Desain karakter dan musuh mengikuti gaya khas Osamu Tezuka, tetapi dengan sentuhan modern untuk game era PlayStation 2. Suasana suram dari dunia yang dipenuhi oleh iblis dan penderitaan menciptakan suasana yang mendalam dan emosional bagi pemain.
Setiap bagian dari permainan menghadirkan area baru yang penuh dengan tantangan, mulai dari desa-desa yang hancur hingga kastil-kastil yang penuh dengan makhluk gaib. Musik dan efek suara dalam game ini turut memperkuat atmosfer gelap, dengan melodi tradisional Jepang yang kadang-kadang digabungkan dengan elemen-elemen yang lebih modern.
Penerimaan dan Warisan
Saat dirilis, Blood Will Tell mendapat ulasan yang beragam. Beberapa kritikus memuji narasi yang dalam dan setia pada karya Tezuka Osamu. Serta gameplay aksi yang seru. Namun, ada juga kritik terhadap grafis yang dianggap kurang maksimal untuk standar PlayStation 2 dan kontrol yang kadang-kadang kurang responsif.
Meskipun tidak meraih popularitas besar, Blood Will Tell tetap dihargai sebagai game yang menghadirkan interpretasi unik dari karya klasik Osamu Tezuka. Penggemar manga Dororo mengapresiasi bagaimana cerita dan karakter diterjemahkan dengan setia dalam format video game.
Kesimpulan
Blood Will Tell: Tezuka Osamu’s Dororo adalah perpaduan unik antara aksi yang intens dan narasi yang mendalam, berpusat pada tema pencarian jati diri dan penebusan. Game ini memperlihatkan bagaimana Hyakkimaru yang cacat secara fisik namun berkemauan keras melawan kekuatan jahat demi mendapatkan kembali tubuhnya yang dicuri. Dalam perjalanannya bersama Dororo. Pemain disuguhkan dengan petualangan emosional yang tidak hanya menawarkan tantangan fisik. Tetapi juga pertanyaan moral tentang takdir, balas dendam, dan kemanusiaan.